Menepati Janji Setia pada Allah
Menepati Janji Setia pada Allah
Oleh: Ustadzah Mia Inayati
Disampaikan dalam Pekan Peningkatan Spiritual Anggota Tembalang dan Candisari
Disampaikan dalam Pekan Peningkatan Spiritual Anggota Tembalang dan Candisari
Dalam Surah Al-Ahzab ayat 7, Allah telah mengangkat para nabi dan rasul—termasuk yang bergelar ulul azmi—dengan janji agung (mîtsâqan ghalîzhâ).
وَاِذْ اَخَذْنَا مِنَ النَّبِيّٖنَ مِيْثَاقَهُمْ وَمِنْكَ وَمِنْ نُّوْحٍ وَّاِبْرٰهِيْمَ وَمُوْسٰى وَعِيْسَى ابْنِ مَرْيَمَۖ وَاَخَذْنَا مِنْهُمْ مِّيْثَاقًا غَلِيْظًاۙ ٧
"(Ingatlah) ketika Kami mengambil perjanjian dari para nabi, darimu (Nabi Muhammad), dari Nuh, Ibrahim, Musa, dan Isa putra Maryam. Kami telah mengambil dari mereka perjanjian yang teguh (Al-Ahzab : 7)
Janji itu adalah komitmen untuk menepati janji kepada Allah. Hal ini juga ditegaskan dalam Ali Imran ayat 81.
وَاِذْ اَخَذَ اللّٰهُ مِيْثَاقَ النَّبِيّٖنَ لَمَآ اٰتَيْتُكُمْ مِّنْ كِتٰبٍ وَّحِكْمَةٍ ثُمَّ جَاۤءَكُمْ رَسُوْلٌ مُّصَدِّقٌ لِّمَا مَعَكُمْ لَتُؤْمِنُنَّ بِهٖ وَلَتَنْصُرُنَّهٗۗ قَالَ ءَاَقْرَرْتُمْ وَاَخَذْتُمْ عَلٰى ذٰلِكُمْ اِصْرِيْۗ قَالُوْٓا اَقْرَرْنَاۗ قَالَ فَاشْهَدُوْا وَاَنَا۠ مَعَكُمْ مِّنَ الشّٰهِدِيْنَ ٨١
(Ingatlah) ketika Allah mengambil perjanjian dari para nabi, “Manakala Aku memberikan kitab dan hikmah kepadamu, lalu datang kepada kamu seorang rasul yang membenarkan apa yang ada pada kamu, niscaya kamu akan sungguh-sungguh beriman kepadanya dan menolongnya.” Allah berfirman, “Apakah kamu mengakui dan menerima perjanjian dengan-Ku atas yang demikian itu?” Mereka menjawab, “Kami mengakui.” Allah berfirman, “Kalau begitu, bersaksilah kamu (para nabi) dan Aku menjadi saksi (pula) bersama kamu.” (Ali Imran :81)
Seorang pejuang sejati tidak mengenal susah karena niatnya murni untuk Allah, setiap langkahnya adalah untuk Allah. Dalam hadis riwayat Muslim, disebutkan bahwa akan selalu ada segolongan dari umat ini yang tegak di atas agama Allah. Mereka tidak akan terpengaruh oleh siapa pun hingga datang ketetapan Allah. Maka dari itu, perjuangan tidak boleh berhenti—termasuk dalam membina generasi muda, meski tantangannya semakin besar.
عَنْ جَابِرِ بْنِ سَمُرَةَ عَنِ النَبِيِّ -صلى اللّٰه عليه وسلم- أَنَّهُ قَالَ: لَنْ يَبْرَحَ هَذَا الدِّينُ قَائِمًا يُقَاتِلُ عَلَيْهِ عِصَابَةٌ مِنَ الْمُسْلِمِينَ حَتَّى تَقُومَ السَّاعَةُ.
Dari Jabir bin Samurah ra., dari Nabi saw., bahwa beliau bersabda, “Akan senantiasa tegak agama ini, di mana ada segolongan dari kaum muslimin yang berpegang untuk membelanya hingga hari kiamat.” (Hr. Muslim)
Di Finlandia, untuk menjadi pendidik harus memahami psikologi dan sosiologi, karena yang kita bimbing bukan sekadar materi, tapi jiwa dan lingkungan mereka. Kita harus memahami apa yang merisaukan mereka, bagaimana lingkungan memengaruhi mereka, dan bagaimana metode pembinaan yang menyenangkan di era teknologi. Pembina tidak boleh kalah oleh AI. Maka pembina harus rajin membaca, terus mengeksplorasi, karena tugas ini adalah tugas mulia: menegakkan agama Allah.
Janji setia pada dakwah memiliki konsekuensi berat. Maka komitmen hanya bisa diajak kepada yang siap, yang kuat, yang setia. Jangan sampai data dan fakta berbeda. Kita sedang berbicara tentang keberlangsungan Islam. Karena itu, harus ada kesinambungan perjuangan.
Fasik, sebagaimana dalam Ali Imran ayat 82, adalah orang yang melakukan dosa besar secara sengaja atau yang menganggap biasa dosa-dosa kecil. Seorang da’i sejati harus menjaga dan terjaga.
فَمَنْ تَوَلّٰى بَعْدَ ذٰلِكَ فَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْفٰسِقُوْنَ ٨٢
"Siapa yang berpaling setelah itu, mereka itulah orang-orang fasik (Ali Imran : 82)
Tidak akan mendapat bagian di akhirat bagi orang yang menjual agama Allah dengan harga murah. Mereka berdakwah demi dunia, demi uang. Padahal, para malaikat menyaksikan. Kekecewaan bisa membuat seseorang berbalik arah, bahkan pindah rumah juang.
Allah melaknat orang yang memutus ikrar, sebagaimana dalam Al-Maidah ayat 13. Mereka dikutuk dan dikeraskan hatinya hingga menjadi seperti batu.
فَبِمَا نَقْضِهِمْ مِّيْثَاقَهُمْ لَعَنّٰهُمْ وَجَعَلْنَا قُلُوْبَهُمْ قٰسِيَةًۚ يُحَرِّفُوْنَ الْكَلِمَ عَنْ مَّوَاضِعِهٖۙ وَنَسُوْا حَظًّا مِّمَّا ذُكِّرُوْا بِهٖۚ وَلَا تَزَالُ تَطَّلِعُ عَلٰى خَاۤىِٕنَةٍ مِّنْهُمْ اِلَّا قَلِيْلًا مِّنْهُمْۖ فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاصْفَحْۗ اِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ الْمُحْسِنِيْنَ ١٣
"(Namun,) karena mereka melanggar janjinya, Kami melaknat mereka dan Kami menjadikan hati mereka keras membatu. Mereka suka mengubah firman-firman (Allah) dari tempat-tempatnya dan mereka (sengaja) melupakan sebagian pesan yang telah diperingatkan kepada mereka. Engkau (Nabi Muhammad) senantiasa akan melihat pengkhianatan dari mereka, kecuali sekelompok kecil di antara mereka (yang tidak berkhianat). Maka, maafkanlah mereka dan biarkanlah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang muhsin". (Al Maidah : 3)
Berikrar dalam dakwah adalah bagian dari warisan para nabi dan rasul. Hadir di halaqah adalah bagian dari ibadah yang diiringi doa para malaikat. Maka tetaplah konsisten di tengah kesibukan dunia dan tanggung jawab keluarga.

